MODEL KOMUNIKASI
1.
PENGERTIAN MODEL
Model
ialah suatu gambaran yang sistematis dan abstrak, di mana menggambarkan
potensi-potensi tertentu yang berkaitan dengan berbagai aspek dari sebuah
proses (book, 1980).
Ada juga yang menggambarkan model
sebagai cara untuk menunjukan sebuah objek, dimana di dalamnya dijelaskan
kompleksitas suatu proses, pemikiran, dan hubungan antara unsure-unsur yang
mendukung.
Model
dibangun agar kita dapat mengindentifikasi, mengambarkan atau
mengategorisasikan komponen-komponen yang relavan dari suatu proses.
Sebuah model dapat dikatakan sempurna, jika ia mampu memprlihatkan semua
aspek-aspek yang mendukung terjadinya sebuah proses. Misalnya dapat melakukan
spesifikasi dan menunjukan kaitan antara satukomponen-komponen lainnya dalam
suatu proses,serta keberadaannya dapat ditunjukan secara nyata.
2.
Model komunikasi
Secara garis besar model komunikasi dapat dibedakan atas 2 macam
yakni model operasional dan model fungsional. Model operasional menggambarkan proses dengan cara melakukan
pengukuran dan proyeksi kemungkinan-kemungkinan operasional, baik terhadap
luaran maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi jalannya suatu proses.
Sementara itu model fungsional berusaha
mensfikisikan hubungan-hubungan tertentu diantara berbagai unsur-unsur dari
suatu proses serta menggeneralisasinya menjadi hubungan-hubungan baru.
Model komunikasi di buat untuk membantu dalam memberi pengertian
tentang komunikasi dan juga untuk memilah bentuk-bentuk komunikasi yang ada
dalam hubungan manusia.
a.
Model analisis
dasar komunikasi
Model ini
dinilai sebagai model klasik atau model pemula komunikasi yang dikembanngkan
sejak aristoteles, Lasswell, dan Shannon dan weaver.
1. Aristoteles
Model
ini belum menempatkan unsur media dalam proses komunikasinya.
2. Harold D.
Lasswell
Model
komunikasi ini dikenal dengan nama formula Laswell (1948)
3. Claude E.
Shannon
Sumber informasi (information source) memproduksi
sebuah message untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri
dari kata-kata lisan atau tulisan, music, gambar, dll. Pemancar (transmitter)
mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang
akan digunakan. Saluran (channel) adalah media yang
menyalurkan isyarat dari pemancara kepada penerima (receiver). Dalam
percakapan sumber informasi adalah benak (brain) pemancar adalah mekanisme suara yang
menghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara.
b.
Model proses
komunikasi
Model ini
menggambarkan komunikasi sebagai proses yang dinamis, dimana pesan ditransmit
melalui proses encoding dan decoding.
Para peserta
menurut model komunikasi interaksional
adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi
sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain. Patut dicatat bahwa
model ini menempatkan sumber dan penerima mempunya kedudukan yang sederajat.
Satu elemen yang penting bagi model interaksional adalah umpan balik (feedback)
atau tanggapan terhadap suatu pesan.
c.
Model komunikasi
partisipasi
D. Lawrence
Kincaid dan Everett M. Rogers mengembangkan sebuah model komunikasi berdasarkan
prinsip pemusatan yang dikembangkan dari teori informasi dan sibernik. Teori
sibernik melihat komunikasi sebagai suatu sistem dimana semua unsur saling
bermain dan mengatur dalam memproduksi luaran.
Model
komunikasinya bersifat memuasat yang terjadi dari pertukaran informasi yang
melingkar. Dimana proses komunikasinya dimulai “dan kemudian…” yang
mengingatkan kepada kita bahwa sesuatu telah terjadi sebelum kita mengalami
suatu kejadian.
Pelaku A mungkin
saja mempertimbangkan kejadian ini atau sebaliknya sebelum ia melakukan
komunikasi (11) dengan B.
informasi yang terciptakan dan dikirim oleh A tadi. Kemudian di persepsikan
oleh B. Reaksi B terhadap informasi tersebut dilanjutkan (12) sebagai informasi baru kepada A, lalu dikirim lagi (13) kepada B dengan topik
yang sama. B yang menerima informasi ini, kemudian melanjutkan (14) sampai keduanya
mencapai kesamaan pengertian terhadap objek yang dibicarakan itu.
Dalam komunikasi
memuasat, setiap pelaku berusaha menafsirkan informasi yang diterimanya dengan
baik-baik saja. Dengan demikian, pelaku komunikasi bisa menyampaikan pikirannya
dengan baik kepada orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar