Rabu, 14 Oktober 2015

PDB vs GDP



Pertemuan II
Pertumbuhan yang tinggi tidak menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat karena apabila Pertumbuhan Domestic Bruto (PDB) – Growth Domestic Product (GDP) seimbang maka masyarakat tidak dapat mengadakan investasi karena sangat terbatas pada kemampuan untuk menabung (saving).

Jadi persoalan pertumbuhan ekonomi hanya dinikmati oleh segelintir orang saja dengan mengorbankan kesejahteraan kebanyakan masyarakat bawah padahal jika kita lihat tujuan utama dalam ilmu ekonomi ialah untuk mensejahterakan masyarakat sedangkan persoalan kesejahteraan masyarakat menyangkut bagaimana peranan pemerintah untuk menata pasar domestic.
Persoalan kualitas dan Pertumbuhan Domestic Bruto yang dihasilkan apakah mampu mengatasi kemiskinan, pengangguran dan penyimpangan di Negara sedang berkembang. Hal ini menyangut persoalan ekonomi pembangunan sementara persoalan pertumbuhan ekonomi masih lambat akibat melemahnya Rupiah terhadap Dollar ($) amerika.
Menurut penelitian Howard P. John (1970) yang disampaikan oleh Dr. Nurcholis Majid (1994).
Kesaksian Howard selama 30 tahun dikatakan bahwa Negara terkaya di dunia adalah Indonesia dengan hasil bumi yang melimpah. Beliau berpendapat bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang diperjuangkan dengan daerah dan air mata (fordy fther), beliau berpendapat kondisi ekonomi yang harus dipikirkan tetapi politik dan hukum jauh optimisme. Menurut Howard, setelah 30 tahun bangsa Indonesia tak saja belum berhasil meningkatkan potensinya menjadi bangsa asia No. 1 dalam pembangunan ekonomi tetapi justru bangsa kita terjerembak kedalam krisis multidimo yang sangat parah dan karena dari bulan ke tahun korupsi di indonesia No. 1 di dunia.
Potensi untuk menjadi bangsa No. 1 kini menjelma sebagai Negara penghutang dan koruptor terbesar di dunia. Betapa sangat miris kita mendengarnya. Kini kita berada di tengah-tengah krisis ekonomi dan ditengah tumpukan utang luar negeri yang kian mencemaskan.
Menurut Bank Dunia dalam buku yang berjudul Indonesian accelera recovery (oktober,2000) mengatakan pemilihan ekonomi yang layak terjadi di Negara kita bisa dikatakan aman dan bisa terancam atau perubahan menghadapi sentiment pasar antara lain pelarian investor, rapuhnya pengusaha (trust), atau pemakai (konsumen) maka menimbulkan carut marut dan rentang terhadap situasi sosial politik di Negara ini. Suatu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah merupakan faktor krusial yang dapat mengacaukan pemulihan ekonomi secara nasional yang sangat tergantung kepada seberapa bersih para pengelola Negara dalam sebuah negeri dan seberapa tulus keseriusan dan konstutusi pemerintah dalam menjalankan agenda reformasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar