Pertemuan II
Pertumbuhan yang tinggi tidak
menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat karena apabila Pertumbuhan
Domestic Bruto (PDB) – Growth Domestic Product (GDP) seimbang maka
masyarakat tidak dapat mengadakan investasi karena sangat terbatas pada
kemampuan untuk menabung (saving).
Jadi persoalan pertumbuhan ekonomi
hanya dinikmati oleh segelintir orang saja dengan mengorbankan kesejahteraan
kebanyakan masyarakat bawah padahal jika kita lihat tujuan utama dalam ilmu
ekonomi ialah untuk mensejahterakan masyarakat sedangkan persoalan
kesejahteraan masyarakat menyangkut bagaimana peranan pemerintah untuk menata
pasar domestic.
Persoalan kualitas
dan Pertumbuhan Domestic Bruto yang dihasilkan apakah mampu mengatasi
kemiskinan, pengangguran dan penyimpangan di Negara sedang berkembang. Hal ini
menyangut persoalan ekonomi pembangunan sementara persoalan pertumbuhan ekonomi
masih lambat akibat melemahnya Rupiah terhadap Dollar ($) amerika.
Menurut penelitian Howard P. John (1970) yang
disampaikan oleh Dr. Nurcholis Majid (1994).
Kesaksian Howard selama 30 tahun dikatakan bahwa Negara
terkaya di dunia adalah Indonesia dengan hasil bumi yang melimpah. Beliau berpendapat
bahwa kondisi ekonomi Indonesia yang diperjuangkan dengan daerah dan air mata (fordy
fther), beliau berpendapat kondisi ekonomi yang harus dipikirkan tetapi politik
dan hukum jauh optimisme. Menurut Howard, setelah 30 tahun bangsa Indonesia tak
saja belum berhasil meningkatkan potensinya menjadi bangsa asia No. 1 dalam
pembangunan ekonomi tetapi justru bangsa kita terjerembak kedalam krisis
multidimo yang sangat parah dan karena dari bulan ke tahun korupsi di indonesia
No. 1 di dunia.
Potensi untuk menjadi bangsa No. 1 kini menjelma
sebagai Negara penghutang dan koruptor terbesar di dunia. Betapa sangat miris
kita mendengarnya. Kini kita berada di tengah-tengah krisis ekonomi dan
ditengah tumpukan utang luar negeri yang kian mencemaskan.
Menurut Bank Dunia
dalam buku yang berjudul Indonesian accelera recovery (oktober,2000) mengatakan
pemilihan ekonomi yang layak terjadi di Negara kita bisa dikatakan aman dan
bisa terancam atau perubahan menghadapi sentiment pasar antara lain pelarian
investor, rapuhnya pengusaha (trust), atau pemakai (konsumen) maka menimbulkan
carut marut dan rentang terhadap situasi sosial politik di Negara ini. Suatu kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah merupakan faktor krusial yang dapat mengacaukan
pemulihan ekonomi secara nasional yang sangat tergantung kepada seberapa bersih
para pengelola Negara dalam sebuah negeri dan seberapa tulus keseriusan dan
konstutusi pemerintah dalam menjalankan agenda reformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar