Jadi berbeda dengan negara-negara lain yang mengalami krisis
bersamaan seperti Thailand, Malaysia dan Korea Selatan, sedangkan ekonomi
Indonesia menghadapi persoalan-persoalan politik. Aspek-aspek politik inilah
yang menjadi ganjalan bagi proses pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.
Selanjutnya sehingga muncul pasar bebas yang akan menunjukkan perbaikan untuk
beberapa indikator terhadap kelangsungan pembangunan ekonomi.
Indikator yang terbatas tidak ditanggapi oleh pelaku ekonomi
sendiri dari BUMN dan pengusaha nasional swasta, semua masih menunggu sampai
ada kepastian bahwa sistem dan proses politik menjadi permasalahan disatu sisi
dan disisi lainnya termasuk pengusaha swasta nasional. Karena politik sangat
dominan akan lebih stabil sehingga terhindar dari resiko politik yang tidak
perlu. Bahkan tidak diketahui langsung oleh para pelaku ekonomi tersebut. Mulai
sejak siding MPR tahun 1999 sampai beberapa tahun pemerintahan baru masih
merupakan percobaan. Pertanyaannya apakah ekonomi Indonesia akan lolos dari
ambang krisis berkepanjangan atau tidak.
Maka interaksi aspek politik dan ekonomi semakin sensitive,
interaktif dan bahkan secara intensif, tetapi pada saat yang sama diikuti oleh
ketidakpastian maupun ketidakpekaan pelaku-pelaku politik dan keterpisahan
pemahaman pengambil keputusan terhadap kedua aspek tersebut karena sampai
sekarang tidak ada titik temu karena itulah sampai saat ini tidak ada titik
terang untuk singkronisasi.
Keduanya Saling menegasikan dan saling memberikan dampak
negtif satu sama lain . pemerintah atau eksekutif dan politisi semakin kebal
terhadap masalah ini. Politik hanya untuk politik dan kekuasaan mereka
kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan rakyat paling mendasar yakni
kesejahteraan yang hanya dapat dicapai dengan stabilitas ekonomi tetapi
sebaliknya arogansi dan ketoprak politik semakin ramai sebagai akibat dari
produk politik yang begitu rendah dari pelaku-pelakunya.
Terlepas dari kelemahan yang ada, bangsa ini sebenarnya
telah mulai Nampak tabungan politik karena seperti telah dilaksanakan pemilihan
umum beberapa waktu yang lalu, tabungan ini merupakan tabungan dasar atau
setidaknya modal besar tetapi belum cukup menjadi pondasi yang kuat bagi
perlembagaan bangsa ini karena institusi sosial dan politik betul-betul rontok.
Perjalanan politik dari hari ke hari dan persidangan MPR untuk memilih
pemerintah baru merupakan bagian tidak terpisahkan dan proses menumpuk tabungan
politik tersebut sehingga bidang-bidang
ini betul-betul menjadi faktor kontribusi terhadap pemilihan ekonomi tidak
seperti sekarang dimana signal-signal perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat
seperti ditunjukkan pada inflasi dan tingkat suku bunga tetapi proses pemulihan
masih terhambat oleh proses politik yang belum lolos.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar