Sabtu, 19 Desember 2015

POLITIK DAN EKONOMI HARUS DIATASI BERSAMA


Jadi berbeda dengan negara-negara lain yang mengalami krisis bersamaan seperti Thailand, Malaysia dan Korea Selatan, sedangkan ekonomi Indonesia menghadapi persoalan-persoalan politik. Aspek-aspek politik inilah yang menjadi ganjalan bagi proses pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Selanjutnya sehingga muncul pasar bebas yang akan menunjukkan perbaikan untuk beberapa indikator terhadap kelangsungan pembangunan ekonomi.
Indikator yang terbatas tidak ditanggapi oleh pelaku ekonomi sendiri dari BUMN dan pengusaha nasional swasta, semua masih menunggu sampai ada kepastian bahwa sistem dan proses politik menjadi permasalahan disatu sisi dan disisi lainnya termasuk pengusaha swasta nasional. Karena politik sangat dominan akan lebih stabil sehingga terhindar dari resiko politik yang tidak perlu. Bahkan tidak diketahui langsung oleh para pelaku ekonomi tersebut. Mulai sejak siding MPR tahun 1999 sampai beberapa tahun pemerintahan baru masih merupakan percobaan. Pertanyaannya apakah ekonomi Indonesia akan lolos dari ambang krisis berkepanjangan atau tidak.
Maka interaksi aspek politik dan ekonomi semakin sensitive, interaktif dan bahkan secara intensif, tetapi pada saat yang sama diikuti oleh ketidakpastian maupun ketidakpekaan pelaku-pelaku politik dan keterpisahan pemahaman pengambil keputusan terhadap kedua aspek tersebut karena sampai sekarang tidak ada titik temu karena itulah sampai saat ini tidak ada titik terang untuk singkronisasi.
Keduanya Saling menegasikan dan saling memberikan dampak negtif satu sama lain . pemerintah atau eksekutif dan politisi semakin kebal terhadap masalah ini. Politik hanya untuk politik dan kekuasaan mereka kehilangan kepekaan terhadap kebutuhan rakyat paling mendasar yakni kesejahteraan yang hanya dapat dicapai dengan stabilitas ekonomi tetapi sebaliknya arogansi dan ketoprak politik semakin ramai sebagai akibat dari produk politik yang begitu rendah dari pelaku-pelakunya.
Terlepas dari kelemahan yang ada, bangsa ini sebenarnya telah mulai Nampak tabungan politik karena seperti telah dilaksanakan pemilihan umum beberapa waktu yang lalu, tabungan ini merupakan tabungan dasar atau setidaknya modal besar tetapi belum cukup menjadi pondasi yang kuat bagi perlembagaan bangsa ini karena institusi sosial dan politik betul-betul rontok.
Perjalanan politik dari hari ke hari dan persidangan MPR untuk memilih pemerintah baru merupakan bagian tidak terpisahkan dan proses menumpuk tabungan politik tersebut sehingga  bidang-bidang ini betul-betul menjadi faktor kontribusi terhadap pemilihan ekonomi tidak seperti sekarang dimana signal-signal perbaikan ekonomi sudah mulai terlihat seperti ditunjukkan pada inflasi dan tingkat suku bunga tetapi proses pemulihan masih terhambat oleh proses politik yang belum lolos.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar